Kota Pekalongan – TP PKK Kota Pekalongan kembali memberikan sumbangsihnya di tengah kekhawatiran masyarakat terkait menjaga ketahanan pangan di tengah penyebaran wabah corona. Pasalnya melalui inisiatif TP PKK Kota Pekalongan, pengembangan padi apung yang diuji cobakan di kawasan banjir atau rob di Kota Pekalongan berhasil dipanen dan mendapat apresiasi dari Pemerintah Kota Pekalongan.

Padi apung yang diujicobakan tersebut secara simbolis dipanen oleh Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz, SE, didampingi Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Hj. Khusnul Khotimah, Wakil Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Hj Inggit Soraya, SSn, Sekretaris TP PKK Kota Pekalongan, Sri Wahyuni,SH, bertempat di RW 9 Kelurahan Gamer,Kecamatan Pekalongan Timur.

Usai memanen padi apung, Walikota Pekalongan,HM Saelany Machfudz,SE mengungkapkan bahwa inovasi padi apung bisa dikembangkan di wilayah-wilayah tergenang banjir atau rob.

“Metode ini sangat mungkin dikembangkan di beberapa wilayah Kota Pekalongan khususnya di wilayah yang tergenang banjir rob seperti di wilayah Pekalongan Utara,” tutur Saelany.

Menurut Saelany, metode budidaya padi apung ini juga telah berhasil dikembangkan di berbagai daerah, tidak hanya Kota Pekalongan.

“Sehingga perlu adanya kesiapan antara kelompok-kelompok Tani yang ada di Kota Pekalongan untuk terus bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) dalam menerapkan dan terus mengembangkan budidaya padi apung ini ke depan, ” jelas Saelany.

Sementara itu, Sekretaris TP PKK Kota Pekalongan, Sri Wahyuni, SH menerangkan keberadaan metode padi apung ini merupakan inovasi baru yang memiliki prospek cerah untuk terus dikembangkan di lahan-lahan pertanian terdampak rob.

“Kami harus adaptasi dengan iklim, sehingga kami mempunyai inisiatif dan inovasi bagaimana memanfaatkan lahan pertanian yang terkena rob untuk tetap bisa ditanami tanaman produktif demi menjaga ketahanan pangan,” tegas Yuni.

Yang membedakan dengan padi di tanam di sawah konvensioanal atau di atas tanah (apung) adalah hanya media tanamnya.

“Padi apung di tanam di atas rakit yang diberi sabut kelapa, jerami serta tanah. Rakit berfungsi agar lahan menjadi terapung, sehingga tidak terpengaruh oleh ketinggian banjir. Perbedaan lainnya pada saat panen, tanaman padi yang baru disabit tidak bisa langsung dirontokkan di tempat tersebut, akan tetapi harus dibawa ke darat. Padi apung ini dalam jangka waktu 100 hari bisa dipanen,” pungkas Yuni.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)

Berbagi ke. . .
Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.