Indonesia Simpan Cadangan Nuklir Raksasa, Rusia Siap Jadi Mitra Strategis

Jakarta – Indonesia menyimpan cadangan bahan baku nuklir dalam jumlah besar yang tersebar di berbagai wilayah strategis. Berdasarkan data Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), total

Admin

Jakarta – Indonesia menyimpan cadangan bahan baku nuklir dalam jumlah besar yang tersebar di berbagai wilayah strategis. Berdasarkan data Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), total sumber daya uranium Indonesia mencapai sekitar 81.090 ton dan thorium sebesar 140.411 ton. Potensi terbesar ditemukan di Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Melawi, dengan kandungan uranium mencapai 24.112 ton. Selain itu, Sumatra tercatat memiliki 31.567 ton uranium dan 126.821 ton thorium; Kalimantan 45.731 ton uranium dan 7.028 ton thorium; serta Sulawesi 3.793 ton uranium dan 6.562 ton thorium.

Penemuan ini merupakan hasil pemetaan jangka panjang yang dilakukan sejak era 1970-an oleh Batan, sebagai bagian dari rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Namun, selama ini pemanfaatan uranium masih terbatas untuk riset karena pembatasan hukum dan regulasi internasional yang mewajibkan penggunaan nuklir untuk kepentingan damai.

Langkah signifikan terjadi ketika pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2022, yang secara resmi mengatur keselamatan dan keamanan dalam penambangan bahan galian nuklir. Ini menjadi tonggak awal legalisasi pemanfaatan uranium dan thorium untuk sektor energi.

Thorium juga menjadi fokus strategis karena dianggap lebih efisien dan ramah lingkungan dibanding uranium. Sebagai energi nuklir “hijau”, thorium menghasilkan limbah radioaktif yang jauh lebih sedikit dan cocok untuk pengembangan jangka panjang PLTN di Indonesia.

Sejalan dengan itu, Rusia menyatakan kesiapannya untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan teknologi nuklir untuk kepentingan damai. Presiden Rusia, Vladimir Putin, secara langsung menawarkan dukungan dalam bentuk transfer teknologi, pelatihan tenaga ahli, serta pengembangan PLTN, pada pertemuan bilateral dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto di St. Petersburg, Juni 2025.

Putin menegaskan bahwa kerja sama ini akan fokus pada proyek nuklir non-militer, serta perluasan ke bidang teknologi canggih seperti kecerdasan buatan dan eksplorasi luar angkasa. Rusia juga menyatakan komitmennya dalam mendukung aplikasi nuklir di bidang kesehatan, pertanian, dan pelatihan SDM Indonesia, dengan harapan kerja sama ini melibatkan sektor pemerintah, BUMN, dan akademisi.

Dengan besarnya cadangan bahan baku serta dukungan mitra internasional, Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu pemain utama dalam pengembangan energi nuklir berkelanjutan di kawasan.

Sumber: CNN Indonesia, CNBC Indonesia, Tempo, Bisnis.com, Merdeka, Kompas, Okezone, RMOL, Indonesia.go.id, Media Indonesia, Kontan, Tribunnews, NU Online.

Tags

Related Post

Leave a Comment

Ads - Before Footer