Menjaga Kesehatan Mental dengan Berkebun Dimasa Pandemi Bersama Mahasiswi KKN UIN Walisongo Semarang

Apa yang Anda pikir jika mendengar kata berkebun? Dimasa pandemi, berkebun tentu menjadi kegiatan yang sangat familiar bagi masyarakat. Tidak hanya untuk kalangan orangtua saja, ternyata berkebun ini sudah menjadi tren di berbagai kalangan sejak pandemi tahun lalu. Berkebun juga diperkirakan masih menjadi tren di sepanjang tahun 2021 ini. Oleh karena itu, Iyas Khusnul Khotimah sebagai mahasiswi KKN UIN Walisongo Semarang turut serta meramaikan tren berkebun ini sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah agar masyarakat hidup sehat di masa pandemi dan tetap mematuhi anjuran pemerintah untuk melakukan kegiatan di rumah.

Bukan tanpa alasan kegiatan berkebun ini bisa menjadi tren di masyarakat. Awalnya masyarakat hanya ingin mengurangi pengeluaran untuk sandang pangan pada saat WFH awal pandemi tahun lalu. Seperti yang dilakukan ibu rumahtangga bernama Tri. Ia merupakan warga desa Ketanonageng yang memiliki lahan cukup luas. Sejak pandemi bu Tri rajin menanam sayur yang ia miliki. Bu Tri berkebun hanya untuk mengisi waktu luangnya. Namun ternyata banyak manfaat yang ia dapat sehingga berkebun menjadi rutinitas Bu Tri dan suaminya. Jadi tidak heran jika berkebun menjadi populer seperti sekarang ini.

Namun, bagi anda yang senang dengan kegiatan berkebun tidak perlu khawatir dengan membayangkan harus memiliki lahan luas seperti yang dimiliki bu Tri. Karena pekarangan rumah pun dapat dijadikan lahan untuk berkebun. Dengan memanfaatkan lahan yang kosong di rumah sudah menjadikan tubuh anda seperti olahraga setiap harinya. Hal tersebut juga dilakukan oleh Iyas Khusnul Khotimah di rumahnya. Meskipun tidak memiliki lahan untuk berkebun, tetapi ia memanfaatkan balkon yang masih kosong untuk menanam tanaman hias yang merambat atau dapat digantung sehingga tidak memakan banyak tempat. Meskipun terlihat sederhana namun dengan kegiatan menanam dan menyiram tanaman sudah menjadikan tubuh anda sehat.

Entah itu menanam buah-buahan, sayuran, bunga atau sukulen, berkebun memiliki manfaat manfaat yang luar biasa untuk kesehatan mental kita dimasa pandemic seperti sekarang ini. Berikut di antaranya:

  1. Menghilangkan rasa jenuh

Kegiatan seperti menyiangi tanaman, memupuk, menyiram, sampai membersihkan taman akan membuat anda terus bergerak dan berkonsetrasi tinggi. Meski terlihat melelahkan, hal ini tentu baik bagi Anda. Selain untuk menghilangkan rasa jenuh dan suntuk di rumah, kegiatan ini pun akan membuat Anda aktif bergerak sambil menghirup udara segar dan lebih mengenal lingkungan sekitar. Karena apapun yang baik bagi tubuh, nantinya juga akan berpengaruh pada pikiran Anda. Jadi tidak hanya sehat, berkebun juga bisa jadi ajang penyegaran pikiran Anda yang mungkin sedang ruwet.

2. Mengurangi Gejala Depresi dan Cemas Berlebih

Melalui banyak penelitian, hidup di sekitar alam dan tumbuhan bisa membantu meningkatkan suasana hati yang baik dan menurunkan gejala depresi. Orang yang menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sekitar tumbuhan disebut memiliki kondisi mental yang lebih baik dibanding orang yang berjalan-jalan di kota.

3. Kualitas Hidup Lebih Baik

Peningkatan kesejahteraan psikologis juga ditunjukkan oleh orang yang banyak beraktivitas di tengah alam atau tanaman. Hal ini bisa memberi kenyamanan, relaksasi, kebahagiaan, dan kepuasan umum secara keseluruhan dengan kehidupan.

4. Meningkatkan Mood

Berkebun dapat membuat seseorang tidak merasa stress bahkan seakan masuk ke dunianya sendiri sehingga produksi hormone kortisol pun bisa ditekan.

Selain itu, dengan adanya tren berkebun juga menguntungkan para penjual tanaman. Kebanyakan masyarakat stress sehingga memilih untuk keluar rumah walaupun hanya sekedar membeli tanaman. Pada hari Minggu, 1 Agustus 2021 Iyas Khusnul Khotimah pun memutuskan keluar untuk membeli tanaman yang nantinya akan ditanam bersama masyarakat sekitar untuk mengurangi rasa bosan dimasa PPKM seperti sekarang ini. Tentu dengan protocol kesehatan yang sudah dianjurkan.

“Pada saat awal tren pandemic penghasilan kami meningkat, lebih ramai dari hari-hari biasanya sebelum pandemic. Tapi sejak PPKM ini agak menurun karena banyak jalan yang ditutup, seperti di bundaran 0 KM Kajen dan sekitar alun-alun yang menjadi akses jalan untuk kesini” Ujar penjual tanaman di daerah Kajen.

Jadi, berkebun dimasa pandemic selain dapat menjaga kesehatan mental masyarakat juga menjaga kesehatan mental dari penjual tanaman yang notabenenya menjadi pekerjaan sehari-hari mereka. Berkebun memang tak bisa menggantikan penanganan dokter, namun bisa menjadi salah satu alternatif terapi yang bisa Anda lakukan sendiri untuk memberikan getaran positif pada jiwa dan raga.

Tinggalkan komentar